Archive of the last 6 Months

Annual survey

Monday, 14 January 2008

Motivasi berorganisasi yang menurun ?

Dengan judul ini saya mencoba untuk memfokuskan pengamatan saya terhadap kehidupan berorganisasi orang orang muda katholik dan khususnya mahasiswa katholik di Jogyakarta.

Mungkin tulisan saya juga merupakan gambaran tentang keadaan mahasiswa umumnya di dalam kaitan dengan hidup berorganisasi.

 

Setelah saya membaca berita die Inforia PMKRI Jogyakarta tentang hasil rekrutan anggota baru lewat MPAB (Masa Penerimaan Anggato Baru) 2007, memaksa saya untuk mengingat masa lalu dan sekaligus mencoba menduga perkembangan yang terjadi di sekitar mahasiswa katholik di Jogya dulu sampai hari ini. Diberitakan bahwa PMKRI tahun lalu 2007 berhasil merekrut 12  anggota baru. Jumlah ini yang agak „menggelitik“ saya, karena saya perkirakan jumlah DPC (Dewan Pimpinan Cabang) lebih atau sama banyahnya dari 12 orang (Presedium berikut seksinya). Berarti setiap pimpinan „hanya“ mampu mengajak satu saja anggota baru. Pertanyaan saya, jumlah ini sebuah angka yang lumrah untuk zaman sekarang atau mempunyai indikasi yang lebih dalam, misalnya populatiras PMKRI, kehidupan beroraganisasi tidak lagi ‚IN’ untuk orang muda atau secara global sudah terjadi pergeseran nilai hidup bersosial  ?

 

Sekedar cerita masa lalu. Saya sempat menjadi presedium pendidikan periode 1981-1983 dengan  salah satu tanggung jawab merekrut anggota baru. Jumlah perguruaan tinggi saat itu belum sebanyak sekarang, berarti dibutuhkan  cara pemasaran PMKRI yang lebih „progressiv“. Dengan MPAB 82 kami bisa merekrut sekitar 403 anggota baru.

Dalam kesempatan ini saya hanya ingin semata mata berfikir aritmatik artinya semakin banyak PT seharusnya lebih mudah mengajak adik adik mahasiswa katholik untuk ber PMKRI.

 

Saya percaya, bahwa kondisi aktual PMKRI Jogya sangat berlainan dari masa lalu. Tantangan jaman dari tahun ke tahun tidak selalu sama bahkan semakin komplex. Tetapi saya juga yakin, semangat muda para pimpinan dan anggota PMKRI sangat solid dan senantiasa menciptakan situasi „juang“ untuk menghadapi tantangan jaman dan masa depan.

 

Saya ingin berterima kasih kepada Agnes Anggawati (alumni PMKRI Malang) yang sudah memberikan „KICK“ (see rubrik diskusi/weblog/inputs untuk situ alumni) sehingga saya berani juga untuk menulis artikel ini (thanks Agnes).

 

Syallom

 

Dwian Pramono

 

 

[